Blogger Widgets

Kamis, 06 Maret 2014

BIOLOGI LAUT : Identifikasi Jenis Serta Kondisi Terumbu Karang di Pulau Pramuka – Kepulauan Seribu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terumbu karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni kerang laut yang bernama polip yang bersimbiosis dengan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae. Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Biasanya tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan temperatur sekitar 21-30C. Beberapa tempat tumbuhnya terumbu karang adalah pantai timur Afrika, pantai selatan India, Laut Merah, lepas pantai timur laut dan baratl laut Australia hingga ke Polynesia. Terumbu karang juga terdapat di pantai Florida, Karibia dan Brasil. Terumbu karang terbesar adalah Great Barier Reef di lepas pantai timur laut Australis dengan panjang sekitar 2000 km. Terumbu karang merupakan sumber makanan dan obat-obatan dan melindungi pantai dari erosi akibat gelombang laut. Terumbu karang memberikan perlindungan bagi hewan-hewan dalam habitatnya termasuk sponge, ikan (kerapu, hiu karang, clown fish, belut laut, dll), ubur-ubur, bintang laut, udang-udangan, kura-kura, ular laut, siput laut, cumi-cumi atau gurita, termasuk juga burung-burung laut yang sumber makanannya berada di sekitar ekosistem terumbu karang. Terumbu Karang di pulau pramuka kepulauan seribu sangatlah perlu dirawat untuk kepentingan alam maupun untuk obyek wisata, namun kondisi terumbu karang di pulau pramuka saat ini sangatlah memprihatinkan dimana calon-calon terumbu karang yang baru mati disebabkan oleh sedimen yang menutupi jaringan tubuh karang.

1.2 Tujuan

Tujuan dari dibahasnya ekosistem terumbu karang di pulau pramuka kepulauan seribu adalah ingin mengatuhai bagaimana fungsi terrumbu karang di pulau tersebut dan bagaimana kondisinya saat ini

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Pramuka

Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu ekosistem pesisir yang berperan penting terhadap kelangsungan hidup biota laut. Keberlangsungan ekosistem ini juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik kimia perairan dan berbagai aspek anthropogenic,

Salah satu kondisi ekosistem terumbu karang yang selalu mendapatkan efek dari kegiatan manusia adalah di daerah dekat dermaga. Lalu lalang kapal, penurunan jangkar, dan kegiatan-kegiatan lain dapat memberikan efek negatif pada pertumbuhan karang Kondisi ekosistem terumbu karang di Kepulauan Seribu mulai mengkhawatirkan. Berdasarkan penelitian Yayasan Terumbu Karang Indonesia (Terangi), kondisi tersebut masuk dalam kategori sedang.

"Berdasarkan hasil riset penelitian kondisi tutupan karang hidup termasuk kategori sedang, dengan persentase tutupan karang hidup 27 sampai 30%," ujar Anggota Terangi, Divisi pengelolaan terumbu karang, Idris saat berbincang dengan detikcom, di Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu, Rabu (24/4/2013).

Menurut Idris, jika kondisi tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan akan semakin banyak ekosistem laut yang rusak.

"Kalau tidak dikelola dengan baik siap-siap saja akan banyak ekosistem yang rusak, dan terumbu karang yang rusak," ujarnya.

Idris mengatakan, sejauh ini terumbu karang dengan kerusakan terparah terjadi di Pulau Panjang. Hal itu dipicu karena adanya landasan pacu pesawat.

"Kondisi terparah di pulau panjang pulau itu dijadikan landasan pacu pesawat Cesna, sehingga sekeliling karang sudah pada mati. Hasil penelitian awal, tutupan karang hidup persentasenya 20%, namun belakang kita teliti lagi persentase tutupan karang hidup tinggal 1%," ujar Idris.

Idris menuturkan, di Jakarta ada 13 sungai yang bermuara ke Teluknaga, Tangerang, Propinsi Banten. "Bayangkan jika satu sungai saja membawa berapa ton limbah, belum lagi beberapa bulan lalu Jakarta Banjir maka ada berapa banyak eksositem yang rusak," sindirnya.

Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya lebih memperhatikan pengelolaan ekosistem laut sejak sekarang. "Setelah direkstruksi kita juga tidak boleh melupakan dalam pengelolaannya, sehingga ekosistem tersebut tidak akan mati," lanjutnya.

2.2 Mengenali Jenis Jenis Terumbu Karang

Berdasarkan data di seluruh pulau di gugusan wilayah Kepulauan Seribu di kelilingi oleh terumbu karang yang dibedakan menjadi dua kelompok yaitu jenis karang keras/batu dan jenis karang lunak. Koloni Karang tersebut di bangun oleh beribu-ribu hewan kecil yang mempunyai bentuk dan ukuran sangat bervariasi. Di Kepulauan Seribu diperkirakan terdapat 257 jenis binatang Karang yang hidup pada kedalaman kurang dari 30 meter.

Adapun koloni karang yang cukup dominan di kawasan Pulau Seribu adalah : Bentuk Lembar Daun (foliosa) Karang ini berbentuk lembaran-lembaran pipih seperti daun. Bentuk strukturnya rapuh dan mudah patah. Bentuk Keras (massive) umumnya Karang ini berbentuk bola atau setengah bola dengan stuktur cukup kokoh. Bentuk Jamur (mushroom coral) karang ini bercabang dan tumbuh melebar dengan permukaan rata berbentuk bulat dengan struktur sangat rapuh dan mudah patah. Bentuk Merayap, mengikuti subtan ( encrusting) karang ini umumnya tumbuh merayap diatas karang yang telah mati. Masa depan terumbu karang – terumbu karang yang tersebar dalam aneka rupa warna, ternyata memiliki manfaat yang sangat dibutuhkan manusia, diantaranya untuk kegiatan pariwisata, perikanan dan perlindungan pantai.

Saat ini ekosistem terumbu karang secara terus-menerus mendapat tekanan akibat berbagai aktivitas manusia, baik secara langsung maupun tak langsung. Beberapa aktivitas manusia yang secara langsung dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang adalah menagkap ikan dengan menggunakan bom dan racun sianida (potas), pembuangan jangkar, berjalan diatas terumbu karang, penggunaan alat tangkap morami, penambangan batu karang serta penambangan pasir laut.

Adapun aktivitas manusia secara tidak langsung bisa menyebabkan kerusakan terumbu karang adalah sedimentasi yang menyebabkan aliran lumpur dari daratan, akibat penggundulan hutan dan kegiatan pertanian, penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan,dan sampah plastik.

Sementara itu, ancaman terhadap ekosistem terumbu karang juga dapat disebabkan oleh adanya faktor alam. Baik berupa angin topan, badai Tsunami, gempa bumi, pemanasan oleh Cots (criwn of thorns starfish) dan pemanasan global yang menyebabkan pemutihan karang.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi terumbu karang di pulau pramuka kepulauan seribu berfungsi sebagai mestinya yaitu sebagai tempat hidup bita-biota laut dan juga sebagai keindahan pantai bawah laut. Tetapi kondisi terumbu karang di pulau pramuka kepulauan seribu saat ini memprihatinkan dimana disebabkan oleh faktor lingkungan maupun oleh faktor manusia, misalnya oleh faktor manusia yaitu sedimentasi yang menyebabkan aliran lumpur dari daratan, akibat penggundulan hutan dan kegiatan pertanian, penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan,dan sampah plastik. dan yang disebabkan oleh alam yaitu seperti angin topan, badai Tsunami, gempa bumi, pemanasan oleh Cots (criwn of thorns starfish) dan pemanasan global yang menyebabkan pemutihan karang.

3.2 Saran

Seharusnya Pemerintah bisa mengatasi masalah tersebut dengan perancaanaan – perencanaan jangka panjang seperti penanaman awal terumbu karang dan penjagaan ekslusip terhadap terumbu karang di daerah tersebut, dan juga perlu di bantu oleh kesadaran manusia agar peduli terhadap lingkungan sekitar karena apabila tidak di dukung maka hal tersebut sulit di capai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar