Blogger Widgets

Rabu, 12 Maret 2014

Pembenihan Ikan Mas Koki

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
            Bisnis ikan hias memang mampu memberikan jaminan keuntungan yang lebih dari cukup bagi petani pengelolanya. Selain harganya yang relatif tinggi siklus pemijahannyapun relatif lebih pendek.  Hal ini tidak terlepas dari pengelolaan dan penanganan yang baik pula.
Saat ini, ekspor ikan hias dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang signifikan. Apabila dilihat dari volume ekspor pada tahun 1998 yang hanya berjumlah 192 ton dan pada tahun 2002 berjumlah 3.513 ton yang berarti kenaikan pertahun rata-rata sekitar 343,6 % ( Dirjen Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan 2003 ).
            Meningkatnya pemasaran komoditas ikan hias tidak lain karena banyak yang menggemari usaha memelihara ikan hias di akuarium untuk menghiasi ruangan rumah. Melalui jenis, warna, ukuran dan bentuk tubuhnya, ikan hias ini memegang peranan yang penting untuk menambah kesejukan, keindahan, dan kesegaran lingkungan.
            Banyak masyarakat beranggapan bahwa memelihara ikan hias sangat baik bagi kesehatan. Sebagian besar mereka beranggapan bahwa bentuk, warna, sifat, dan gerak-gerik tubuh ikan hias ketika berenang dikolam atau dalam akuarium yang didekorasi dengan apik dapat menentramkan hati, menyembuhkan tekanan
darah tinggi maupun stress yang disebabkan karena berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari.

1.2. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mempelajari teknik pembenihan Ikan Mas Koki.
2. Mengetahui kelebihan budidaya Ikan Mas Koki.



II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi
Sistematika ikan mas Koki adalah :
                                                                     Kelas       : Osteichthyes
                                      Sub Kelas              : Teleostei
                                      Ordo                       : Cypriniformes
                                      Sub ordo                : Cyprinoidea
                                      Famili                     : Cyprinidae
                                      Genus                    : Carassius
                                      Spesies                  : Carassius auratus






Gambar 1. Ikan Mas Koki

2.2 Morfologi Ikan Mas Koki
Mas Koki memiliki tubuh gendut pendek, punggung agak bongkok, sirip yang lengkap seperti sirip punggung, sirip dada, sirip perut, dan sirip ekor. Bentuk badan mas Koki biasanya pendek dan gempal yang menjadi salah satu ciri khas tersendiri.
Dibawah ini adalah ciri-ciri calon induk mas Koki yang siap dijadikan induk:
1. Umur calon induk minimal 8 bulan, tetapi yang lebih baik berumur 1 tahun.
2. Sehat dan tidak mengalami stress.
3. Tubuhnya tidak ada luka.
4. Tidak sedang terserang penyakit atau parasit.
5. Tubuhnya normal dan tidak cacat.
2.3 Habitat dan Penyebarannya
Habitat Ikan Koki adalah air yang tergenang, aliran airnya lambat, dangkal , bersih dan biasanya berada didaerah sungai atau danau. Mas Koki dapat bertahan hidup pada air ber pH 6-7 dengan suhu 27-300 C, kandungan oksigen terlarut ≥ 5 ppm.
2.4 Jenis-Jenis Koki
Saat ini varietas koki menyusut, dari ratusan menjadi lima belas saja yang dikenal dan digemari orang. Jenis-jenis itu sebagai berikut.
a.    Lion Head (Kepala Singa)
Koki jenis ini paling digandrungi hobiis dan harganya relative tinggi, tentu saja yang kualitasnya memenuhi standar kontes. Koki ini memiliki tubuh gendut dan pendek. Keindahan dan keunikannya terletak pada kepalanya yang berjambul mirip kepala singa (lion head). Selain itu, ciri khas lainnya adalah punggungnya yang bengkok dan tak bersirip. Sirip dada, perut dan ekor umumnya pendek. Hanya varian lion head slayer yang memiliki sirip ekor panjang menjuntai mirip selendang dengan warna kuning keemasan.
b.    Pearl Scale (Sisik Mutiara)
Selain lion head, pearl scale (terutama yang berjambul) juga banyak dicari orang. Sisik mutiara memeang mempunyai dua jenis, yakni yang berjambul (mutiara jambul) dan tidak berjambul (mutiara pingpong atau tikus). Koki ini memiliki sisik benjol-benjol seperti mutiara (pearl), yang umumnya berwarna putih kemerahan hingga kuning emas dengan warna dasar merah atau jingga. Sebenarnya, banyak sekali ragam warnanya, tetapi yang paling langka adalah yang berwarna hitam polos.
c.    Tosa (Si Ekor Rumbai)
Tosa paling mudah dijumpai di pasaran dan dikalangan pembudidaya. Strain ini sering juga disebut kokitosa. Bentuk tubuhnya membundar dengan ciri khas sirip punggung, sirip perut, dan sirip ekornya relative panjang. Bahkan jika pemeliharaan dan pertumbuhannya baik, sirip ekor ikan ini bisa melebihi panjang tubuhnya. Ketika berenang, ekornya yang panjang akan melambai-lambai mengikuti arus air.
d.    Pencer (Oranda)
Koki ini sekilas mirip dengan lion head. Jambul di kepalanya berwarna merah hingga jingga. Diduga lion head merupakan perkembangan dari oranda. Yang membedakan kedua jenis ini adalah adanya sirip punggung pad oranda. Sirip dada dan sirip ekornya juga lebih panjang daripada sirip yang dimiliki lion head. Warna tubuh oranda bermacam-macam. Bentuk tubuhnya pendek dan gemuk agak membulat, berkombinasi dengan sirip-sirip yang panjang melambai-lambai.
e.    Calico (Kaliko)
Cirri utama kaliko adalah kombinasi warna yang beraneka ragam. Dari jenis koki, kaliko adalah yang paling kaya akan warna. Uumnya, kombinasi warna tersebut merupakan perpaduan antara warna hitam, putih, jingga, biru, dan merah. Warna-warna terebut berpadu secara acak dan tidak beraturan. Semakin lengkap dan serasi perpaduan warnanya, harganya juga akan semakin mahal.
f.     Bubble Eye (Mata Balon)
Koki ini mempunyai keunikan berupa gelembung mirip balon yang menggantung dibawah matanya. Gelembung ini akan bergoyang-goyang ketika koki berenang. Bentuk fisik hamper sama denga koki lainnya, tubuhnya montok dengan sirip ekor mekar bercabang empat.
g.    Sukiyu (Pompon)
Secara umum, bentuk koki ini sama dengan jenis lion head. Ciri yang membedakannya adalah pada koki pompon terdapat jaringan seperti lumut dihidungnya, menyerupai kumis. Warna koki pompon masih sama dengan yang lain yaitu merah, putih, dan kaliko.
h.    Fan Tail (Si Ekor Kipas)
Bentuk tubuh dan kepalanya memiliki kesamaan dengan koki tosa. Hanya, sirip punggung dan ekornya lebih pendek. Sirip ekornya ini menyerupai kipas sehingga disebut koki ekor kipas (Fan Tail).
i.      Tosakin
Jenis ini juga hamper menyerupai koki tosa. Keistimewaannya adalah warna ekornya yang meriah menyerupai ekor burung merak.

 
III. PEMBAHASAN

3.1 Perawatan Calon Induk
Bakalan induk yang terpilih sebaiknya dipisahkan berdasarkan jenis kelaminnya. Indukan koki akan siap dipijahkan setelah berumur 6-7 bulan. Selam dipisahkan, bakalan induk tersebut harus dirawat secara benar agar mendpatkan induk yang bagus. Pada dasarnya, merawat bakalan tidak jauh berbeda dengan merawat koki atau ikan hias pada umunya.
Sebelum melakukan perawatan bakalan induk, pembudidaya haru menyiapkan kolam pemisahan bakalan induk yang berukuran 4 x 6 m. kolam ini sebaiknya pernah dipakai dan berlumut, tetapi sebelumnya lumutnya harus dibersihkan dan dikurangi terebih dahulu. Setelah itu kolam dikeringkan dan di jemur pada panas matahari kuarang lebih selama 2-3 hari. pengeringan ini bertujuan untuk mematikan bibit penyakit yang dapat menyerang koki selama perawatan.
Selanjutnya, air dimasukkan kedalamya. Ketinggian air dikolam ini cukup 20-30 cm. sebaiknya air yang digunakan adalah air sumur yang sudah diendapkan selama 24 jam agar pH dan suhunya normal. Koki sebaiknya dimasukkan kedalam kolam saat suhu air rendah, yaitu pada pagi atau sore hari. Tujuanya untuk mengurangi stress pada koki saat dipindahkan. Kenaikan atau penurunan suhu yang perlahan pada pagi atau sore hari akan memudahkan koki beradaptasi. Bakalan induk yang bisa dimasukkan kedalamnya sebanyak 50 ekor.
Jika bakalan induk adalah hasil dari kolam sendiri, pemindahannya dapat dilakukan dengan menggunakan ember plastik. Caranya,masukkan ember kedala kolam sampai bibirnya tenggelam, biarkan koki berenang keluar dengan sendirinya. Jika bakalan induk diperoleh dengan membeli dari orang lain, pemindahannya dilakukan dengan melakukan adaptasi terlebih dahulu. Caranya, masukkan kantong plastik yang berisi koki kedalam kolam, biarkan selama 30 menit. Setelah 30 menit, suhu air didalam kantong plastik akan sama dengan suhu air di kolam. Kemudian, pengikat kantong plastic dapat dilepaskan dan dibiarkan koki keluar dengan lingkungan barunya. Selama melakukan perawatan, yang harus diperhatikan adalah pemberian pakan, pergantian air, penyortiran dan pencegahan timbulnya penyakit pada koki.
3.2 Pemberian Pakan
Setelah dilepaskan ke kolam yang baru, koki jangan langsung diberi makan. Biarkan koki tersebut mengenal lingkungan barunya terlebih dahulu. Frekuensi pemberian pakan yang ideal adalah dua kali sehari, yaitu pada pukul 10.00 pagi dan pukul 15.00 sore. Frekuensi ini di anggap ideal karena koki adalah jenis ikan yang mencari makan pada siang hari dan pada jam-jam tersebut kandungan oksigen di air sedang tinggi sehingga memacu nafsu makan koki.
3.3 Penggantian Air
Penggantian air sebaiknya dilakukan satu minggu sekali dengan tetap memantau kondisi air. Jika suhu dan pH air mengalami perubahan atau air sudah tampak keruh, pergantian air harus dilakukan sebelum satu minggu. Pergantian air kolam yang terlalu sering tidak bagus untuk bakalan induk koki karena dapat melunturkan warnanya dan akan memaksa koki untuk terus beradaptasi dengan air yang baru. Namun, jika pergantian jarang dilakukan, bibit penyakit mudah muncul.
3.4 Penyortiran
Tindakan penyortiran dimaksudkan untuk memilih bakalan yang unggul sekaligus untuk melakukan penjarangan. Setelah satu bulan dipelihara bakalan induk koki akan mengalami pertumbuhan yang amat pesat, sehingga populasinya harus dikurangi. Tindakan penyortiran dilakukan minimal setiap bulan hingga koki berumur enam bulan dan koki siap di pijahkan.
3.5 Persiapan Kolam Pemijahan
Kolam pemijahan berukuran 1 x 4 m. fungsinya untuk mempertemukan induk jantan dan betina yang telah siap kawin. Sebelum melakukan proses pemijahan, terlebih dahulu kolam dibersihkan dari kotoran dan lumut. Kolam dikeringkan dan dijemur di panas matahari kurang lebih 2-3 hari untuk mematikan bibit penyakit yang tertinggal didalamnya. Selain itu, penjemuran akan membuat air terasa segar dan hangat ketika dimasukkan kedalam kolam.
Air dimasukkan kedalam kolam hingga ketinggian kurang lebih 20-25 cm. pada ketinggian ini seluruh air kolam akan mendapatkan sinar matahari yang cukup sehingga suhu air tetap hangat.
Setelah itu, kedalam kolam perlu dimasukkan tanaman air sebagai substrat pelekatan telur koki.

3.6 Persiapan Calon Induk
Setelah koki berumur 6-7 bulan, pemijahan mulai dapat dilakukan. Sebelu memijahkan koki, perhatikan cirri-ciri bakalan induk jantan dan betina. Ciri-ciri jantan yang siap memijah adalah sudah saling mengejar dan menggangu koki lainnya. Ciri lainnya adalah keluarnya cairan mani berwarna putih seperti santan atau susu dari lubang pengeluarannya. Cairan ini akan keluar jika perut koki sedikit ditekan kearah lubang pengeluaran. Keluarnya cairan ini merupakan pertanda bahwa sel kelamin koki telah matang sehingga sipa dipijahkan.
Ciri koki betina yang siap memijah adalah perutnya teras empuk dan lembek saat diraba. Jika perutnya terasa keras, berarti telur koki belum matang. Ciri lainnya, perut koki akan tampak membesar, lubang kelamin membengkak dan berwarna kemerahan, serta telur mudah keluar jika perut koki sedikit ditekan.
3.7 Seleksi induk
Beberapa pertimbangan yang dipakai untuk melakukan seleksi induk adalah bentuk fisik, ukuran berat, umur, tingkat kesehatan, dan kematangan gonad.  Sekalipun ikan mas Koki diperairan tropis cenderung cepat matang gonad, namun umur ideal yang layak dan produktif untuk dipijah adalah 1 tahun dan beratnya telah mencapai 100 g/ekor. Induk yang akan dipijahkan harus sehat secara fisik, yaitu tidak terinfeksi oleh penyakit parasit.
3.8 Proses Pemijahan
Setelah kolam pemijahan siap digunakan dan bakalan induk dipilih, pindahkan bakalan induk kedalam kolam pemijahan. Pemindahan induk ini sebaiknya dilakukan pada sore hari karena pada malam harinya koki jantan akan mengejar-ngejar koki betina sambil sekali-sekali menyentuh bagian belakang betina. Jika kondisi demikian terjadi, itu berarti pemijahan akan terjadi. Pada pagi harinya koki betina akan membalikkan tubuhnya sembil melepaskan telur, sedangkan koki jantan segera akan melepaskan sperma untuk membuahinya. Telur koki bersifat adhesif, yaitu akan menempel dibenda lain yang telah disediakan sebagai substrat pelekatan telur. Telur yang dihasilkan satu pasang induk koki dapat mencapai 1000-2000 butir, bahkan koki tosa dan black moor dapat mencapai hingga 8000 butir. Kedua induk dapat dipijahkan kembali sekitar 20  hari kemudian.
3.9 Penetasan Telur
Dalam waktu 3-4 hari telur akan menetas menjadi burayak. Penetasan ini tergantung pada suhu air. Semakin hangat air, semakin cepat telur menetas. Telur yang tidak menetas, baik yang menempel disubstrat maupun yang tenggelam didasar kolam, harus segera dibuang. Telur yang tidak menetas ini dapat mengurangi pasokan oksigen didalam air dan membusuk menjadi sarang penyakit.
Sambil menunggu menetas, telur dapat dirawat seperlunya dengan mengganti air kolam. Penggantian air ini tidak dilakukan secara total, cukup separuh air kolam. Pergantian dilakukan dengan menggunakan selang plastik. Arus yang ditimbulkan oleh penambahan air baru jangan sampai mengenai telur yang menempel disubstrat karena telur akan terlepas dan tidak akan menetas.
Sebelum berumur 6 hari burayak idak perlu diberi pakan karena masih mempunyai cadangan pakan dalam kantong kuning telurnya. Setelah itu barulah burayak diberi pakan kutu air.
3.10 Pendederan
Setelah berumur 2 minggu, benih koki di pindahkan dari kolam pemijahan ke kolam pendederan. Untuk satu kolam pendederan berukuran 4 x 6 m, jumlah populasi yang bisa dimasukkan sebanyak 1000 ekor koki. Dikolam pendederan, benih mulai diberi pakan cacing sutera (tubifex) yang disaring dengan saringan berdiameter 0,5 mm. pemberian cacing sutera ini berguna untuk menggemukkan dan memacu pertumbuhan koki. Stelah berumur 20 hari, sebagian benih koki sudah dapat dijual kepasar untuk dibesarkan oleh pembudidaya lain.


V. KESIMPULAN

Meskipun pembenihan ikan koki relatif sulit dilakukan namun dengan memperhatikan kualitas air, makanan, dan kriteria pendukung lainnya dengan baik maka keberhasilan pembenihan ikan koki ini akan dapat tercapai. Keberhasilan pembenihan ikan koki harus diikuti dengan persiapan dan keuletan untuk merawat benih-benih koki.
Jika dikaitkan dengan analisa usaha  maka pembenihan ikan koki ini diharapkan dapat menjadi suatu prospek usaha perikanan yang potensial untuk dikembangkan oleh siapa saja yang berminat, dengan mengetahui teknik pembenihan dan cara penanganan benih yang baik. Karena ikan mas koki ini merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi baik benih maupun induk, di pasar lokal maupun internasional.




 


DAFTAR PUSTAKA

Daelami Deden A.S. 2001. Agar Ikan Sehat. Jakarta : Penebar Swadaya.

Hermanto, Ning. 2004 Menggempur Penyakit Hewan Kesayangan dengan Mahkota Dewa.  Penebar Swadaya.

Lesmana Darti S dan Iwan Darmawan. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Jakarta : Penebar Swadaya.

Lesmana Darti S. 2003 Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias. Jakarta : Penebar Swadaya.

Sayuti. 2003. Budidaya Koki. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka.

Warta Budidaya Edisi 8 Tahun 2005.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar