MAKALAH SEMINAR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
JURUSAN PENYULUHAN PERIKANAN
SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
MANAJEMEN USAHA PEMBESARAN
UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii de Man)
DIPUSAT PELATIHAN
MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN (P2MKP) MINA JAYA
KECAMATAN BERBAH
KABUPATEN SLEMAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA*)
Pembimbing
: 1.Bapak Ade Sunaryo, S.ST, M.Sc
2. Bapak Abdul hanan, SP, M.Si
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perikanan adalah semua
kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan
dan lingkungannya secara berkelanjutan, mulai dari praproduksi, produksi,
pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis
perikanan
Udang
galah (Macrobrachium rosenbergii de
Man) merupakan salah satu udang air
tawar yang saat ini banyak mendapat perhatian dari ahli perikanan karena
ukurannya besar dan pertumbuhannya cepat.Udang
ini bisa hidup liar di perairan tawar seperti danau, waduk, dan sungai
yang berhubungan langsung dengan laut.
1.2. Tujuan
1. Meningkatkan
pengetahuan mengenai Manajemen Usaha Pembesaran Udang Galah di Kelompok
Pembudidaya Udang Galah di Kecamatan
Berbah Kabupaten SlemanDaerah Istimewa Yogyakarta.
2. Mengetahui permasalahan dan cara pemecahannya
pada Manajemen Usaha Pembesaran Udang Galah di Kelompok Pembudidaya Udang Galah
di Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Manajemen Usaha Perikanan
Manajemen
usaha perikanan merupakan suatu rangkaian proses yang meliputi kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pengendalian dalam rangka
memberdayakan seluruh sumberdaya baik SDM, modal, material maupun teknologi
secara optimal dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Inti dari usaha adalah
memanfaatkan sumberdaya yang ada (input) dengan adanya suatu proses untuk
menghasilkan suatu produk (output).
2.2 Aspek
Pengelolaan Usaha
a.
Subsistem pasokan input (agro input)
Subsistem pasokan input atau penyediaan sarana dan prasarana produksi
(agro input). (Downey dan Erickson,1992)
b. Subsistem
Proses Produksi (Agro-farm production)
Proses produksi dalam budidaya udang
galah meliputi beberapa kegiatan yaitu : a. Persiapan Kolam, b. Pemberian
pakan, c.Penyeragaman ukuran benih, d. Pengelolaan kualitas air
c. Subsistem
Pasca Panen (Agro processing)
Kegiatan pasca panen merupakan upaya
penyelamatan produk dari produksi primer yang dihasilkan, yang intinya adalah
bagaimana produk itu sampai ke konsumen dalam kondisi yang baik. Proses pasca
panen dilakukan dengan cara menampung hasil produksi dalam wadah yang
disediakan dam melakukan penyortiran hasil produksi tersebut sampai hasil
produksi tersebut terjual kepada konsumen baik secara jumlah tertentu atau
borongan. Pascapanen merupakan suatu prinsip mempertahankan kesegaran mutu
produk selama dan sebaik mungkin.(http://foragri.blogsome.com)
d. Subsistem
Pemasaran (Agro marketing)
Pasar dapat diartikan sebagai tempat pertemuan
antara penjual dan pembeli atau tempat dimana kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran
saling bertemu untuk membentuk suatu harga (Rahardi et al, 2003). Beberapa
aspek pemasaran yang perlu dipelajari dalam kegiatan usaha diantaranya mengenai
daerah pemasaran, permintaan pasar (demand), sifat dan daya serap pasar serta
pola distribusi (rantai tata niaga)
e.
Subsistem layanan pendukung (supporting service)
Komponen layanan pendukung dalam usaha
perikanan adalah berupa jasa, fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang
berlangsungnya berbagai perubahan (modernisasi) dalam bidang perikanan dan
aspek penunjang kegiatan praproduksi sampai pascaproduksi dan
pemasarannya.Layanan pendukung ini terdiri atas lembaga pemerintah maupun non
pemerintah yang bersifat teknis, social, dan ekonomis.
2.3
Analisa usaha
Analisa usaha dalam
bidang perikanan merupakan pemeriksaan keuangan untuk mengetahui sampai mana
keberhasilan yang telah dicapai selama usaha itu berlangsung. (Rahardi,F, Regina Kristiawati, Nazarudin, 2008)
Dalam analisa usaha kita mengenal
adanya beberapa pengertian, antara lain :
a)
Investasi
b) Biaya Produksi
- Biaya tetap.
- Biaya variabel
2.4 Metode Analisi Usaha
a. Analisis Revenue-Cost Ratio (R/C)
Revenue-CostRatio yaitu perbandingan
antara penerimaan dan pengeluaran biaya. Bila R/C lebih dari 1 maka dianggap layak. Sedangkan R/C = 1 (trade off) dapat dilaksanakan atau tidak tergantung keputusan dari
pihak yang akan melaksanakan (Nuraeni, 2005)
Formula dariR/C ratio sebagai berikut :
Penerimaan
R/C =
Biaya Operasional
b. Payback Period (PP)
Metode
ini mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Menurut (Nuraeni, 2005), analisis Payback Period dapat dihitung dengan
rumus dibawah ini :
Investasi dalam X 1 tahun
Payback period
=
Keuntungan dalam 1 tahun
c. Analisis
Break Event Point (BEP)
Break event point merupakan suatu nilai dimana hasil
penjualan produksi sama dengan biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan
pendapatan dengan demikian pada saat itu pengusaha mengalami titik impas, tidak
untung dan tidak rugi.
Menurut Nuraeni (2005). BEP dapat
dibagi menjadi 2 yaitu BEP unit dan BEP harga, dihitung dengan menggunakan
rumus berikut :
Total Biaya
BEP(Rp) =
Total
Produksi
Total Biaya
BEP(Unit)=
Harga Penjualan
d. Analisis Return
on Invesment (ROI)
Return on invesment merupakan nilai keuntungan yang
diperolehpengusaha dari setiap jumlah uang yang diinvestasikan dalam
periodewaktu tertentu.
Besarnya ROI
dapat diperoleh dengan rumus berikut ini :
Keuntungan
ROI = x 100%
Investasi
III.
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1
Waktu dan Tempat
Praktek Kerja Lapangan (PKL) II telah
dilaksanakan selama 19 hari yaitu dari
tanggal 27 Oktober sampai dengan 14 November 2014 yang bertempat di Dusun
Kadipolo Desa Sendangtirto Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman Daerah Istimewa
Yogyakarta yang diketuai oleh Bapak I Wayan Swastika.
3.2 Metode Kegiatan
Metode yang
dilaksanakan selama Praktek Kerja Lapangan II adalah metode magang yaitu
mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan sesuai dengan jadwal.
Sedangkan dalam pengambilan data diambil
melalui dua cara yaitu Data Primerdan Data Sekunder
3.3
Materi Kegiatan
Kegiatan yang telah dilakukan selama Praktek
Kerja Lapangan Dua (PKL II) di Kelompok Mina Jaya Dusun Kadipolo, Desa Sendang
Tirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman DIY mencakup antara lain:
1. Identifikasi
kondisi lingkungan dan identifikasi kelompok
2. Identifikasi
sarana dan prasarana
3. Subsistem pasokan input (agro input).
4. Subsistem proses produksi (Agro-farm production)
5. Subsistem pasca panen (Agro processing)
6. Subsistem pemasaran (Agro marketing)
7. Subsistem layanan pendukung (supporting service)
8. Analisa usaha
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Lingkungan
4.1.1 Letak Geografis
1.
Letak Wilayah
Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110° 33′ 00″ dan 110°
13′ 00″ Bujur Timur, 7° 34′ 51″ dan 7° 47′ 30″ Lintang Selatan. Wilayah
Kabupaten Sleman sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Propinsi
Jawa Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa
Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DIY dan
Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan
Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi
D.I.Yogyakarta.
2. Luas Wilayah
Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 Ha atau 574,82 Km2 atau sekitar
18% dari luas Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta 3.185,80 Km2,dengan jarak
terjauh Utara – Selatan 32 Km,Timur – Barat 35 Km. Secara administratif terdiri
17 wilayah Kecamatan, 86 Desa, dan 1.212 Dusun.
4.1.2 Kondisi Usaha Udang Galah
4.1.3 Usaha Kelompok Mina Jaya ini berdiri pada tahun 2006, yang di ketuai oleh Bapak I Wayan
Swastika dan salah satu anggotanya yaitu Bapak Naruhman selaku kordinator usaha
pembesaran udang galah dan Bapak Prasetyo adi selaku kepala P2MKP nya. Kelompok
Pembudidaya Ikan Mina Jaya ini sudah
cukup baik dan memiliki struktur organisasi yang sangat baik.
4.2 Aspek Pengelolaan Usaha
4.2.1 Manajemen Usaha Pembesaran Udang Galah
Manajemen usaha pembesaran udang Galah secara umum meliputi proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang sudah
ditentukan.
4.2.2.1 Subsistem Pasokan Input (agro input)
Pasokan Input yang diperlukan
dalam usaha budidaya Udang Galah dapat dilhat dari jumlah atau kapasitas yang
dibutuhkan yang terdiri dari modal, tenaga kerja, sarana dan prasarana yang
mendukung berjalannya kegiatan pembesaran udang Galah yaitu beberapa sarana yang umumnya diperlukan antara lain berupa
benih/benur, pakan, dan kapur. Dan prasarana yang digunakan diantaranya shelter dan peralatan yang dibutuhkan selama proses produksi sampai panen.
4.2.2.2 Subsistem Proses Produksi(Agro-farm production)
Proses produksi dalam budidaya
udang Galah meliputi beberapa kegiatan yaitu :
1) Persiapan Kolam
Kegiatan persiapan kolam yang akan digunakan untuk budidaya pembesaran udang galah oleh bapak Prasetio adi yang memiliki luas 4000 m2.
Persiapan kolam diawali dengan proses
perbaikan fisik kolam seperti perbaikan pematang dan dasar kolam, penutupan
kebocoran, pengecekan dan perbaikan saluran air, pembuatan dan perbaikan
shelter.
2)
Penebaran benur
Penebaran benur dilakukan pada pagi hari pada pukul
05.00 dengan ukuran benur yaitu 3-5 cm, benur dengan ukuran
tersebut akan lebih mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.
Padat penebaran untuk pola
tradisional yang dilakukan oleh bapak Naruhman adalah 10 ekor/m².
3)
Pemberian pakan
Pemberian pakan
benur dilakukan pada pagi siang dan sore hari. Jenis dan ukuran pakan harus bervariasi tergantung pada umur dan ukuran
Udang yang dipelihara. Jumlah pakan yang diberikan pada proses pembudidayaan
pada tahap awal penebaran adalah 430 gram sampai benih berumur 15 hari. Kemudian pada saat benih berumur lebih dari 15 hari maka, pemberian pakan akan
ditambah sebanyak 25 %setiap 2 minggu umur udang galah. Frekuensi pemberian pakan pada masa pemeliharaan awal sebanyak 2-3 kali
sehari.. Adapun konfersi pakan rata-rata yang telah dicapai yakni 1 : 2
4) Pengelolaan kualitas air
Pengelolaan kualitas air pada usaha pembesaran udang galah milik bapak Prasetio adi
yaitu dengan penukuran suhu, pH, dan DO, serta pengontrolan sirkulasi air yang
masuk kedalam kolam.
5) Pemberantasan hama dan penyakit
Kegiatan pengontrolan kesehatan udang milik bapak Prasetio adi jarang dilakukan karena jarangnya ditemukan bahkan tidak ada penyakit
pada kegiatan pembesaran udang galah sedangkan hama yang menyerang yaitu
kepiting dan ikan-ikan liar.
6) Panen
Panen harus mempertimbangkan
aspek harga, pertumbuhan dan kesehatan udang. Panen dilakukan setelah umur
pemeliharaan 110-120 hari .Setelah itu disiapkan peralatan panen berupa
keranjang panen, jaring yang dipasang di pintu air, ember. Kemudian
air yang dikolam dsurutkan sampai udang galah terlihat tetapi aliran air pada
inlet tetap dengan skala kecil, kemudian
udang diambil menggunakan seser dan ditempatkan pada jaring yang
ditempatkan pada kobangan air.
Hasil yang didaptkan dari panen milik bapak Prasetio
adi pada luas kolm 4000 m2 ,
yaitu mendapatkan hasil 1000 kg dengan jumlah tebar awal 40.000 ekor, berarti
SR yang didapatkan yaitu 75% dengan mortalitas 25%.
4.2.2.3 Subsistem Pasca Panen (Agro processing)
Pada kegiatan pasca panen
langsung dilakukan oleh Bapak Prasetio adi dan tenaga
kerja. Kegiatan pasca panen yang dilakukan adalah berupa kegiatan pencucian
udang, kemudian dilakukan penghitungan
dan penimbangan (untuk mengetahui biomass dan size udang), setelah itu
dilakukan penampungan di blonk . setelah itu udang dikemas dan siap dipasarkan kepada
pengepul.
4.2.2.4 Subsistem Pemasaran (Agro marketing)
Harga udang per kg disesuaikan dengan ukuran udang. Pada kegiatan usaha Bapak
Prasetio adi, Harga udang yang dijual ke
pedagang pengumpul berkisar Rp.72.000 /kg, dengan jumlah size
rata-rata 35 ekor/kg.
4.2.2.5 Subsistem Layanan Pendukung (supporting service)
Layanan pendukung di Kelompok Mina Jaya untuk kegiatan budidaya Udang Galahyaitu Dinas perikanan Kabupaten Sleman, lembaga penyuluhan sudah berperan
dalam membantu pembudidaya dalam menjalankan usaha ini. Hal ini ditunjukan dengan sering adanya
kunjungan ke Kelompok tersebut untuk mengadakan pelatihan.
4.2.2.6Analisa Usaha
Analisa usaha budidaya udang Galah pada kegiatan pembesaran ini
diambil dari data satu orang pembudidaya yaitu bapak Naruhman dan dapat diasumsikan sebagai
berikut :
a) Kolam yang digunakan berukuran 4000 m2 ;
b) Tingkat kematian (mortalitas) 25 % (SR 75 %) dengan jumlah tebar sebanyak 40.000 ekor dan mortalitas udang berjumlah 10.000 ekor, hasil udang yang dipanen oleh
pembudidaya adalah berjumlah 30.000 ekor;
c) Faktor konversi pakan adalah 1 : 2
d) Padat tebar benur dalam tambak
adalah 10 ekor/m2 ;
e) Berat seluruh udang saat panen
adalah 110 kg (size 35) ;
f) Satu siklus produksi selama 4
bulan dengan lama pemeliharaan 3,5 bulan.
Perhitungan analisa usaha
digunakan untuk menentukan laba rugi dari usaha yang
dijalankan. Dalam jangka panjang dengan analisa usaha dapat mengetahui apakah
usaha yang dijalankan layak untuk dilanjutkan atau lebih baik dihentikan.
Beberapa aspek yang perlu dimasukkan dalam analisa usaha adalah investasi, biaya tetap, biaya variabel, total biaya
produksi, pendapatan dan nilai laba rugi. Dapat dilihat pada tabel.
No
|
Uraian
|
Jumlah (Rp)
|
1.
|
Biaya Investasi
|
17.125.000
|
2.
|
Biaya Tetap (Penyusutan)
|
2.472.080
|
3.
|
Biaya Variabel
|
14.210.000
|
4.
|
Total Biaya Produksi
|
16.682.080
|
5.
|
Pendapatan
|
72.000.000
|
6.
|
Laba/Rugi
|
55.317.920
|
4.3.1 Analisa kelayakan usaha
Dari data analisa usaha di atas dapat dihitung kelayakan usahanya.. Adapun
perhitungan biaya yang dilakukan antara lain :
a.
Analisis Break Even Point (BEP)
Break even point merupakan
perbandingan antara hasil penjualan dengan biaya produksi. Nilai yang diperoleh
merupakan titik impas sebuah usaha yang menggambarkan kondisi usaha tersebut
tidak mengal
ami keuntungan atau kerugian. Adapun Rumus yang di gunakan untuk menghitung
titik impas dari adalah sebagai berikut:
BEP( Rp) = Biaya Tetap
1 – biaya variabel / penjualan
= 2. 472. 080
1 – ( 14.210.000 / 55.317.920 )
=
2.472.080
0.75
= Rp. 3.296.106
Nilai BEP (Rp) sebesar
Rp.3.296.106menunjukan bahwa titik impas atau kondisi usaha kelompok milik
Bapak Prasetyo Adi tidak untung atau tidak rugi akan dicapai pada saat harga
jual udang galah sebesar Rp.3.296.106
Sedangkan BEP unitnya yaitu :
Biaya tetap
BEP
(Unit) =
Harga/unit –
biaya variabel/unit
= 2.472.080
72000/kg –
14.210.000/ 1000 kg
2.472.080
=
57790
= 42.78 kg
Nilai BEP (Unit) sebesar 42.78
kg menunjukan bahwa titik impas atau kondisi usaha kelompok milik Bapak
Prasetyo Adi akan mengalami keuntungan apabila hasil yang dicapai pada saat
produksi usaha udang galah sebesar 42.78 kg.
b.
Analisis Return On Invesment (ROI)
Return
On Infestmentmerupakan nilai keuntungan yang diperoleh pengusaha
dari setiap jumlah uang yang diinvestasikan dalam periode waktu tertentu.
Dengan analisa ROI, perusahaan dapat mengukur sampai seberapa besar
kemampuannya dalam mengembalikan modal yang telah ditanamnya.
ROI dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keuntungan
ROI
= x 100%
Investasi
Rp.55.317.920
= x 100%
Rp.17.125.000
= 3,230 x 100%
= 32,3 %
ROI sebesar 32.3 % menunjukkan bahwa jumlah investasi yang ditanamkan dapat menghasilkan
keuntungan sebesar 32.3 %
c.
Analisis Revenue Cost Ratio (R/C)
Revenue Cost Ratio yaitu perbandingan antara
penerimaan dan pengeluaran biaya. Bila R/C lebih dari 1 maka dianggap layak dan
apabila kurang dari 1 maka dinggap tidak layak. Sedangkan, R/C = 1 (trade off) dapat dilaksanakan atau tidak
tergantung keputusan dari pihak yang akan melaksanakan.
Rumus R/C sebagai berikut:
Pendapatan
R/C =
Biaya Operasional
Rp 72.000.000
R/C = Rp. 16.682.080
=
4,31
Nilai R/C Ratio sebesar 2,4 menunjukkan bahwa usaha tersebut layak untuk dijalankan karena nilai R/C
ratio lebih dari 1. Seperti yang dikatakan oleh Rahardi dkk (2003), usaha
dikatakan layak jika R/C lebih dari 1, dan bila R/C = 1 keputusan tergantung
dari pemilik usaha.
d.
Payback
Period (PP)
Dengan
analisis PP, Mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali.
Investasi dalam
X 1 tahun
Payback period
=
Keuntungan
dalam 1 tahun
= Rp. 17.125.000
Rp. 165.953.760
= 0,10
Jadi Investasi usaha tersebut dapat kembali
dalam 1 periode kurang atau sekitar 10
bulan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil identifikasi selama melaksanakan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) dengan judul Manajemen Usaha Pembesaran Udang Galah (Macrobraciium rosenbergii de
Man) di Dusun Kadipolo, Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman DIY, dapat di simpulkan sebagai berikut :
a.
Pasokan input yang digunakan
pada usaha pembesaran udang galah milik Bapak Prasetio adi yaitu dari sarana
meliputi benur, pakan, dan pupuk. Sedangkan prasarana meliputi shelter dan
peralatan yang digunakan selama proses budidaya.
b.
Proses pemanenan dilakukan
panen total dan hasil yang didapatkan dari usaha pembesaran udang galah milik
Bapak Prasetio adi yaitu tebar awal sebanyak 40.000 ekor dengan padat tebar 10
ekor/m2 , luas kolam 4000 m2 , hasil yang didapatkan
yaitu 1000 kg dengan jumlah 30.000 ekor dengan size 30-35, SR dari proses
budidaya yaitu 75 %.
c.
Pasca panen yang dilakukan
yaitu pencucian udang, penyortiran, penimbangan dan pengemasan.
d.
Proses pemasaran pada usaha
pembesaran udang galah milik Bapak Prasetio adi yaitu pemasaran yang dilakukan
dengan pembeli datang ke kolam dan melakukan transaksi langsung.
e.
Manajemenpengelolaan usaha dan
pengelolaan sistem usaha pembesaran Udang Galah yang dijalankan oleh Bapak Prasetio Adi,di Dusun
Kadipolo Desa Sendangtirto Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman DIY sudah terlihat sudah cukup baik, sehingga analisa usaha dari usaha tersebut
dapat diketahui secara rinci dan jelas sehingga dinyatakan bahwa Pendapatan
yang diperoleh yaituRp.72.000.000, dengan keuntungan sebesarRp.55.317.920.
Dilihat dari kelayakan usaha pembesaran udang galah, BEP(unit) mencapai 42.78 kg, BEP(Rp) sebesar
Rp.3.296.106, ROI sebesar 32.3 %, R/C sebesar 4.31 artinya usaha pembesaran udang galah layak dijalankan karena lebih
dari 1.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan setelah melaksanakan praktek kerja lapangan diKPI Mina Jaya,
adalah sebagai berikut:
a.
Perlu adanya peralatan yang lengkap untukmengamati kualitas air, seperti peralatan untuk mengecek suhu, ph, dan DO yang
sudah modern sehingga pembudidaya dapat memonitoring pengontrolan kualitas air
dan mendapat hasil yang lebih baik dari kegiatan budidayanya.
b. untuk menambah hasil panen perlu adanya
peningkatan produksi seperti menambah padat tebar, dan untuk menambah padat
tebar perlu dipasang kincir sehingga hasil produksi dapat bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Downey, W. and Erickson.1992. Manajemen
Agribisnis edisi ke dua.Erlangga. Jakarta
Nuraeni,
I. W, Nasrudin. A, Musyadar., dan EJ, Muslihat. 2005. Diktat Manajemen Agribisnis. Sekolah Tinggi Penyuluhan Perikanan.
Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar