Blogger Widgets

Rabu, 06 April 2016

Maajemen Pembesara Udag Galah di Kecamatan Berbah Kab. Sleman



MAKALAH SEMINAR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
JURUSAN PENYULUHAN PERIKANAN
SEKOLAH TINGGI PERIKANAN

MANAJEMEN  USAHA PEMBESARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii de Man)
DIPUSAT PELATIHAN MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN (P2MKP) MINA JAYA
KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA*)
                                                Oleh   :  Irpan Setiawan**)
 Pembimbing  :  1.Bapak Ade Sunaryo, S.ST, M.Sc
2. Bapak Abdul hanan, SP, M.Si
 

I.      PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan, mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan
Udang galah (Macrobrachium rosenbergii de Man) merupakan salah satu udang air tawar yang saat ini banyak mendapat perhatian dari ahli perikanan karena ukurannya besar dan pertumbuhannya cepat.Udang  ini bisa hidup liar di perairan tawar seperti danau, waduk, dan sungai yang berhubungan langsung dengan laut.
1.2.  Tujuan
1.     Meningkatkan  pengetahuan mengenai Manajemen Usaha Pembesaran Udang Galah di Kelompok Pembudidaya Udang Galah di Kecamatan  Berbah Kabupaten SlemanDaerah Istimewa Yogyakarta.
2.     Mengetahui permasalahan dan cara pemecahannya pada Manajemen Usaha Pembesaran Udang Galah di Kelompok Pembudidaya Udang Galah di Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

II.    TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Pengertian Manajemen Usaha Perikanan
Manajemen usaha perikanan merupakan suatu rangkaian proses yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pengendalian dalam rangka memberdayakan seluruh sumberdaya baik SDM, modal, material maupun teknologi secara optimal dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Inti dari usaha adalah memanfaatkan sumberdaya yang ada (input) dengan adanya suatu proses untuk menghasilkan suatu produk (output).
2.2  Aspek Pengelolaan Usaha
a.     Subsistem pasokan input (agro input)
              Subsistem pasokan input atau penyediaan sarana dan prasarana produksi (agro input). (Downey dan Erickson,1992)
b.    Subsistem Proses Produksi (Agro-farm production)
            Proses produksi dalam budidaya udang galah meliputi beberapa kegiatan yaitu : a. Persiapan Kolam, b. Pemberian pakan, c.Penyeragaman ukuran benih, d. Pengelolaan kualitas air
e.Pemberantasan hama dan penyakit, f. Panen dan pasca panen.(http://ikhsannewsudanggalah.com)
c.     Subsistem Pasca Panen (Agro processing)
  Kegiatan pasca panen merupakan upaya penyelamatan produk dari produksi primer yang dihasilkan, yang intinya adalah bagaimana produk itu sampai ke konsumen dalam kondisi yang baik. Proses pasca panen dilakukan dengan cara menampung hasil produksi dalam wadah yang disediakan dam melakukan penyortiran hasil produksi tersebut sampai hasil produksi tersebut terjual kepada konsumen baik secara jumlah tertentu atau borongan. Pascapanen merupakan suatu prinsip mempertahankan kesegaran mutu produk selama dan sebaik mungkin.(http://foragri.blogsome.com)
d.    Subsistem Pemasaran (Agro marketing)
Pasar dapat diartikan sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli atau tempat dimana kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran saling bertemu untuk membentuk suatu harga (Rahardi et al, 2003). Beberapa aspek pemasaran yang perlu dipelajari dalam kegiatan usaha diantaranya mengenai daerah pemasaran, permintaan pasar (demand), sifat dan daya serap pasar serta pola distribusi (rantai tata niaga)
e.     Subsistem layanan pendukung (supporting service)
Komponen layanan pendukung dalam usaha perikanan adalah berupa jasa, fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang berlangsungnya berbagai perubahan (modernisasi) dalam bidang perikanan dan aspek penunjang kegiatan praproduksi sampai pascaproduksi dan pemasarannya.Layanan pendukung ini terdiri atas lembaga pemerintah maupun non pemerintah yang bersifat teknis, social, dan ekonomis.
2.3  Analisa usaha              
Analisa usaha dalam bidang perikanan merupakan pemeriksaan keuangan untuk mengetahui sampai mana keberhasilan yang telah dicapai selama usaha itu berlangsung. (Rahardi,F, Regina Kristiawati, Nazarudin, 2008)
        Dalam analisa usaha kita mengenal adanya beberapa pengertian, antara lain :
a)   Investasi
b)  Biaya Produksi
-     Biaya tetap.
-     Biaya variabel

2.4 Metode Analisi Usaha
a. Analisis Revenue-Cost Ratio  (R/C)
Revenue-CostRatio yaitu perbandingan antara penerimaan dan pengeluaran biaya. Bila R/C lebih dari 1 maka dianggap layak. Sedangkan R/C = 1 (trade off) dapat dilaksanakan atau tidak tergantung keputusan dari pihak yang akan  melaksanakan (Nuraeni, 2005)
Formula dariR/C ratio sebagai berikut  :

                                                     Penerimaan 
                        R/C       =                                             
                              Biaya Operasional
b.    Payback Period (PP)
Metode ini mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Menurut (Nuraeni, 2005), analisis Payback Period dapat dihitung dengan rumus dibawah ini :
  Investasi dalam X 1 tahun    
 Payback period  =                                          
       Keuntungan dalam 1 tahun




c.      Analisis Break Event Point (BEP)
Break event point merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan produksi sama dengan biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan pendapatan dengan demikian pada saat itu pengusaha mengalami titik impas, tidak untung dan tidak rugi.
Menurut Nuraeni (2005). BEP dapat dibagi menjadi 2 yaitu BEP unit dan BEP harga, dihitung dengan menggunakan rumus  berikut :           
Total Biaya                   
                        BEP(Rp)     =       
                                                Total Produksi              

                              Total Biaya
                        BEP(Unit)=                                 
                                                Harga Penjualan

d.    Analisis Return on Invesment (ROI)
Return on invesment merupakan nilai keuntungan yang diperolehpengusaha dari setiap jumlah uang yang diinvestasikan dalam periodewaktu tertentu.
Besarnya ROI dapat diperoleh dengan rumus berikut ini :
Keuntungan
                                          ROI =                                  x 100%
                                          Investasi


III.   PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Waktu dan Tempat
 Praktek Kerja Lapangan (PKL) II telah dilaksanakan selama 19 hari yaitu  dari tanggal 27 Oktober sampai dengan 14 November 2014 yang bertempat di Dusun Kadipolo Desa Sendangtirto Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta yang diketuai oleh Bapak I Wayan Swastika.
3.2 Metode Kegiatan
Metode yang dilaksanakan selama Praktek Kerja Lapangan II adalah metode magang yaitu mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan sesuai dengan jadwal.
Sedangkan dalam pengambilan data diambil melalui dua cara yaitu Data Primerdan Data Sekunder
3.3 Materi Kegiatan
Kegiatan yang telah dilakukan selama Praktek Kerja Lapangan Dua (PKL II) di Kelompok Mina Jaya Dusun Kadipolo, Desa Sendang Tirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman DIY mencakup antara lain:
1. Identifikasi kondisi lingkungan dan identifikasi kelompok
2. Identifikasi sarana dan prasarana
3. Subsistem pasokan input (agro input).
4. Subsistem proses produksi (Agro-farm production)
5. Subsistem pasca panen (Agro processing)
6. Subsistem pemasaran (Agro marketing)
7. Subsistem layanan pendukung (supporting service)
8. Analisa usaha
IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Kondisi Lingkungan
4.1.1      Letak Geografis
1.       Letak Wilayah
Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110° 33′ 00″ dan 110° 13′ 00″ Bujur Timur, 7° 34′ 51″ dan 7° 47′ 30″ Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Sleman sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DIY dan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi D.I.Yogyakarta.
2. Luas Wilayah
Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 Ha atau 574,82 Km2 atau sekitar 18% dari luas Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta 3.185,80 Km2,dengan jarak terjauh Utara – Selatan 32 Km,Timur – Barat 35 Km. Secara administratif terdiri 17 wilayah Kecamatan, 86 Desa, dan 1.212 Dusun.

4.1.2     Kondisi Usaha Udang Galah
4.1.3     Usaha Kelompok Mina Jaya ini  berdiri pada tahun 2006, yang di ketuai  oleh Bapak I Wayan Swastika dan salah satu anggotanya yaitu Bapak Naruhman selaku kordinator usaha pembesaran udang galah dan Bapak Prasetyo adi selaku kepala P2MKP nya. Kelompok Pembudidaya Ikan  Mina Jaya ini sudah cukup baik dan memiliki struktur organisasi yang sangat baik.

4.2     Aspek Pengelolaan Usaha
4.2.1 Manajemen Usaha Pembesaran Udang Galah
Manajemen usaha pembesaran udang Galah secara umum meliputi proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang sudah ditentukan.
4.2.2.1  Subsistem Pasokan Input (agro input)
Pasokan Input yang diperlukan dalam usaha budidaya Udang Galah dapat  dilhat dari jumlah atau kapasitas yang dibutuhkan yang terdiri dari modal, tenaga kerja, sarana dan prasarana yang mendukung berjalannya kegiatan pembesaran udang Galah yaitu beberapa sarana yang umumnya diperlukan antara lain berupa benih/benur, pakan, dan kapur. Dan prasarana yang digunakan diantaranya shelter dan peralatan yang dibutuhkan selama proses produksi sampai panen.
4.2.2.2  Subsistem Proses Produksi(Agro-farm production)
Proses produksi dalam budidaya udang Galah meliputi beberapa kegiatan yaitu :
1)      Persiapan Kolam
Kegiatan persiapan kolam yang akan digunakan untuk budidaya pembesaran udang galah oleh bapak Prasetio adi  yang memiliki luas 4000 m2.
         Persiapan kolam diawali dengan proses perbaikan fisik kolam seperti perbaikan pematang dan dasar kolam, penutupan kebocoran, pengecekan dan perbaikan saluran air, pembuatan dan perbaikan shelter.
2)       Penebaran benur
Penebaran benur dilakukan pada pagi hari pada pukul 05.00 dengan ukuran benur yaitu 3-5 cm, benur dengan ukuran tersebut akan lebih mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.
Padat penebaran untuk pola tradisional yang dilakukan oleh bapak Naruhman adalah 10 ekor/m².
3)       Pemberian pakan
Pemberian pakan benur dilakukan pada pagi siang dan sore hari. Jenis dan ukuran pakan  harus  bervariasi tergantung pada umur dan ukuran Udang yang dipelihara. Jumlah pakan yang diberikan pada proses pembudidayaan pada tahap awal penebaran adalah 430 gram sampai benih berumur 15 hari. Kemudian pada saat benih berumur lebih dari 15 hari maka,  pemberian pakan akan ditambah sebanyak 25 %setiap 2 minggu umur udang galah. Frekuensi pemberian pakan pada masa pemeliharaan awal sebanyak 2-3 kali sehari.. Adapun konfersi pakan rata-rata yang telah dicapai yakni 1 : 2
4)       Pengelolaan kualitas air
Pengelolaan kualitas air pada usaha pembesaran  udang galah milik bapak Prasetio adi yaitu dengan penukuran suhu, pH, dan DO, serta pengontrolan sirkulasi air yang masuk kedalam kolam.


5)       Pemberantasan hama dan penyakit
Kegiatan pengontrolan kesehatan udang milik bapak Prasetio adi  jarang  dilakukan karena jarangnya ditemukan bahkan tidak ada penyakit pada kegiatan pembesaran udang galah sedangkan hama yang menyerang yaitu kepiting dan ikan-ikan liar.
6)       Panen
Panen harus mempertimbangkan aspek harga, pertumbuhan dan kesehatan udang. Panen dilakukan setelah umur pemeliharaan 110-120 hari .Setelah  itu disiapkan peralatan panen berupa keranjang panen, jaring yang dipasang di pintu air, ember. Kemudian air yang dikolam dsurutkan sampai udang galah terlihat tetapi aliran air pada inlet tetap dengan skala kecil, kemudian  udang diambil menggunakan seser dan ditempatkan pada jaring yang ditempatkan pada kobangan air.
Hasil yang didaptkan dari panen milik bapak Prasetio adi pada luas kolm 4000 m2  , yaitu mendapatkan hasil 1000 kg dengan jumlah tebar awal 40.000 ekor, berarti SR yang didapatkan yaitu 75% dengan mortalitas 25%.
4.2.2.3  Subsistem Pasca Panen (Agro processing)
Pada kegiatan pasca panen langsung dilakukan oleh Bapak Prasetio adi dan tenaga kerja. Kegiatan pasca panen yang dilakukan adalah berupa kegiatan pencucian udang,  kemudian dilakukan penghitungan dan penimbangan (untuk mengetahui biomass dan size udang), setelah itu dilakukan penampungan di blonk . setelah itu udang dikemas dan siap dipasarkan kepada pengepul.
4.2.2.4  Subsistem Pemasaran (Agro marketing)
Harga udang per kg disesuaikan dengan ukuran udang. Pada kegiatan usaha Bapak Prasetio adi, Harga udang yang dijual ke pedagang pengumpul berkisar Rp.72.000 /kg, dengan jumlah size rata-rata 35 ekor/kg. 
4.2.2.5   Subsistem Layanan Pendukung (supporting service)
            Layanan pendukung di Kelompok Mina Jaya untuk kegiatan budidaya Udang Galahyaitu Dinas perikanan Kabupaten Sleman, lembaga penyuluhan sudah berperan  dalam membantu pembudidaya dalam menjalankan usaha ini.  Hal ini ditunjukan dengan sering adanya kunjungan ke Kelompok tersebut untuk mengadakan pelatihan.
4.2.2.6Analisa Usaha
Analisa usaha budidaya  udang Galah  pada kegiatan pembesaran ini diambil dari data satu orang pembudidaya yaitu bapak Naruhman dan dapat  diasumsikan sebagai berikut :
a)  Kolam yang digunakan berukuran 4000 m2 ;
b) Tingkat kematian (mortalitas) 25 % (SR 75 %) dengan jumlah tebar sebanyak 40.000 ekor dan  mortalitas  udang berjumlah 10.000 ekor,  hasil udang yang dipanen oleh pembudidaya adalah berjumlah 30.000 ekor;
c) Faktor konversi pakan adalah 1 : 2
d) Padat tebar benur dalam tambak adalah 10 ekor/m2 ;
e) Berat seluruh udang saat panen adalah 110 kg (size 35) ;
f) Satu siklus produksi selama 4 bulan dengan lama pemeliharaan 3,5 bulan.
Perhitungan analisa usaha digunakan untuk menentukan laba rugi dari usaha yang dijalankan. Dalam jangka panjang dengan analisa usaha dapat mengetahui apakah usaha yang dijalankan layak untuk dilanjutkan atau lebih baik dihentikan. Beberapa aspek yang perlu dimasukkan dalam analisa usaha adalah investasi, biaya tetap, biaya variabel, total biaya produksi, pendapatan dan nilai laba rugi. Dapat dilihat pada tabel.






No
Uraian
Jumlah (Rp)
1.
Biaya Investasi
17.125.000
2.
Biaya Tetap (Penyusutan)
2.472.080
3.
Biaya Variabel
14.210.000
4.
Total Biaya Produksi
16.682.080
5.
Pendapatan
72.000.000
6.
Laba/Rugi
55.317.920

4.3.1       Analisa kelayakan usaha
Dari data analisa usaha di atas dapat dihitung kelayakan usahanya.. Adapun perhitungan biaya yang dilakukan antara lain :
a.     Analisis Break Even Point (BEP)
            Break even point merupakan perbandingan antara hasil penjualan dengan biaya produksi. Nilai yang diperoleh merupakan titik impas sebuah usaha yang menggambarkan kondisi usaha tersebut tidak mengal
ami keuntungan atau kerugian. Adapun Rumus yang di gunakan untuk menghitung titik impas dari adalah sebagai berikut:
            BEP( Rp) =       Biaya Tetap
                        1 –  biaya variabel / penjualan

                           =                2. 472. 080
                              1 – ( 14.210.000 / 55.317.920 )
                           =   2.472.080
                                    0.75
                           = Rp. 3.296.106

     Nilai BEP (Rp) sebesar Rp.3.296.106menunjukan bahwa titik impas atau kondisi usaha kelompok milik Bapak Prasetyo Adi tidak untung atau tidak rugi akan dicapai pada saat harga jual udang galah sebesar Rp.3.296.106

Sedangkan BEP unitnya yaitu :
Biaya tetap
                        BEP (Unit)   =                             
                                                Harga/unit – biaya variabel/unit


                                          =                      2.472.080                           
                                    72000/kg – 14.210.000/ 1000 kg

                                                             2.472.080
                                          = 
                                                      57790
                                                                                   
                                     =    42.78 kg

Nilai BEP (Unit) sebesar 42.78 kg menunjukan bahwa titik impas atau kondisi usaha kelompok milik Bapak Prasetyo Adi akan mengalami keuntungan apabila hasil yang dicapai pada saat produksi usaha udang galah sebesar 42.78 kg.
b.    Analisis Return On Invesment (ROI)
Return On Infestmentmerupakan nilai keuntungan yang diperoleh pengusaha dari setiap jumlah uang yang diinvestasikan dalam periode waktu tertentu. Dengan analisa ROI, perusahaan dapat mengukur sampai seberapa besar kemampuannya dalam mengembalikan modal yang telah ditanamnya.
 ROI dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keuntungan
                                           ROI =                             x  100%
 Investasi         


                                                Rp.55.317.920
                                                =                                    x 100%
                                                 Rp.17.125.000
                                                           
                                                =     3,230 x 100%

=   32,3 %

ROI sebesar 32.3 % menunjukkan bahwa jumlah investasi yang ditanamkan dapat menghasilkan keuntungan sebesar 32.3 %
c.     Analisis Revenue Cost Ratio  (R/C)
Revenue Cost Ratio yaitu perbandingan antara penerimaan dan pengeluaran biaya. Bila R/C lebih dari 1 maka dianggap layak dan apabila kurang dari 1 maka dinggap tidak layak. Sedangkan, R/C = 1 (trade off) dapat dilaksanakan atau tidak tergantung keputusan dari pihak yang akan melaksanakan.
Rumus R/C sebagai berikut:
                                                     Pendapatan
                          R/C     =                                             
                                                Biaya Operasional

                                                  Rp 72.000.000
                          R/C     =          Rp. 16.682.080

  =    4,31

Nilai R/C Ratio sebesar 2,4 menunjukkan bahwa usaha tersebut layak untuk dijalankan karena nilai R/C ratio lebih dari 1. Seperti yang dikatakan oleh Rahardi dkk (2003), usaha dikatakan layak jika R/C lebih dari 1, dan bila R/C = 1 keputusan tergantung dari pemilik usaha.

d.     Payback Period (PP)
Dengan analisis PP,  Mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali.
                               Investasi dalam X 1 tahun    
 Payback period  =                                                    
                                Keuntungan dalam 1 tahun

                           =   Rp. 17.125.000
                                Rp. 165.953.760
                  =  0,10
Jadi Investasi usaha tersebut dapat kembali dalam  1 periode kurang atau sekitar 10 bulan.


V.    KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil identifikasi selama melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan judul Manajemen Usaha Pembesaran Udang Galah (Macrobraciium rosenbergii de Man) di Dusun Kadipolo, Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman DIY, dapat di simpulkan sebagai berikut :
a.     Pasokan input yang digunakan pada usaha pembesaran udang galah milik Bapak Prasetio adi yaitu dari sarana meliputi benur, pakan, dan pupuk. Sedangkan prasarana meliputi shelter dan peralatan yang digunakan selama proses budidaya.
b.    Proses pemanenan dilakukan panen total dan hasil yang didapatkan dari usaha pembesaran udang galah milik Bapak Prasetio adi yaitu tebar awal sebanyak 40.000 ekor dengan padat tebar 10 ekor/m2 , luas kolam 4000 m2 , hasil yang didapatkan yaitu 1000 kg dengan jumlah 30.000 ekor dengan size 30-35, SR dari proses budidaya yaitu 75 %.
c.     Pasca panen yang dilakukan yaitu pencucian udang, penyortiran, penimbangan dan pengemasan.
d.    Proses pemasaran pada usaha pembesaran udang galah milik Bapak Prasetio adi yaitu pemasaran yang dilakukan dengan pembeli datang ke kolam dan melakukan transaksi langsung.
e.     Manajemenpengelolaan usaha dan pengelolaan sistem usaha pembesaran Udang Galah yang dijalankan oleh Bapak Prasetio Adi,di Dusun Kadipolo Desa Sendangtirto Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman DIY sudah terlihat sudah cukup baik, sehingga analisa usaha dari usaha tersebut dapat diketahui secara rinci dan jelas sehingga dinyatakan bahwa Pendapatan yang diperoleh yaituRp.72.000.000, dengan keuntungan sebesarRp.55.317.920. Dilihat dari kelayakan usaha pembesaran udang galah, BEP(unit) mencapai 42.78 kg, BEP(Rp) sebesar Rp.3.296.106, ROI sebesar 32.3 %, R/C sebesar 4.31 artinya usaha pembesaran udang galah layak dijalankan karena lebih dari 1.
5.2    Saran
Saran yang dapat diberikan setelah melaksanakan praktek kerja lapangan diKPI Mina Jaya, adalah sebagai berikut:
a.      Perlu adanya peralatan yang lengkap untukmengamati kualitas air, seperti peralatan untuk mengecek suhu, ph, dan DO yang sudah modern sehingga pembudidaya dapat memonitoring pengontrolan kualitas air dan mendapat hasil yang lebih baik dari kegiatan budidayanya.
b.    untuk menambah hasil panen perlu adanya peningkatan produksi seperti menambah padat tebar, dan untuk menambah padat tebar perlu dipasang kincir sehingga hasil produksi dapat bertambah.

DAFTAR PUSTAKA
Downey, W. and Erickson.1992.  Manajemen Agribisnis edisi ke dua.Erlangga. Jakarta
Nuraeni, I. W, Nasrudin. A, Musyadar., dan EJ, Muslihat. 2005. Diktat Manajemen Agribisnis. Sekolah Tinggi Penyuluhan Perikanan. Bogor.
Rahardi, f., Regina Kristiwati, Nazaruddin, 2008, Agribisnis Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta .




*)Judul makalah seminar laporan praktek kerja lapangan yang diseminarkan pada tanggal 5 Desember 2014
**)Taruna Semester V jurusan penyuluhan perikanan Sekolah Tinggi Perikanan dibawah bimbingan Bapak. Ade Sunryo, S.ST, M.Sc sebagai pembimbingI dan Bapak Abdul Hanan, SP, M.Sisebagai pembimbing II.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar